Jakarta – Bonus demografi menciptakan peluang signifikan bagi negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, terutama melalui pengurangan angka ketergantungan. Dengan angkatan kerja yang besar, potensi peningkatan penghasilan per kapita menjadi lebih tinggi. Selain itu, struktur keluarga kecil memungkinkan perempuan untuk lebih aktif di pasar tenaga kerja, yang dapat berdampak positif pada pendapatan rumah tangga.
Namun, meningkatnya partisipasi perempuan dalam dunia kerja juga membawa tantangan, terutama dalam menyeimbangkan tanggung jawab profesional dan kebutuhan keluarga, khususnya dalam hal pengasuhan anak. Untuk itu, pengasuhan alternatif, seperti Taman Penitipan Anak (Daycare), menjadi komponen penting dalam memenuhi hak dan perlindungan anak.
Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui program Tamasya Daycare memberikan dukungan dan pendampingan bagi lembaga Daycare, baik di sektor pemerintah maupun swasta. Pendampingan ini mengacu pada pedoman yang berlaku dan mencakup peningkatan kapasitas bagi wali asuh, pemantauan tumbuh kembang anak, serta evaluasi layanan Daycare.
Pengasuhan anak yang optimal memerlukan keterlibatan kedua orang tua. Sayangnya, data menunjukkan bahwa banyak anak di Indonesia yang tumbuh tanpa kehadiran sosok ayah. Menurut UNICEF, sekitar 20,9% anak-anak di Indonesia kehilangan figur ayah akibat perceraian, kematian, atau pekerjaan yang jauh dari keluarga. Survei Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat bahwa hanya 37,17% anak usia 0–5 tahun yang diasuh oleh kedua orang tua secara bersamaan, menunjukkan adanya kesenjangan dalam peran pengasuhan, khususnya dari sisi ayah.
Untuk mengembangkan layanan pengasuhan anak usia dini yang berkualitas, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN berencana meluncurkan Kick Off Menuju Taman Asuh Anak (Tamasya) dan Gerakan Ayah Teladan (GATE).

Dalam acara tersebut, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, mengukuhkan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayor Jenderal Rudi Puruwito, serta Ketua Persatuan Istri Tentara (Persit) Kartika Chandra Kirana XVII/Cenderawasih, Agustin Rudi Puruwito, sebagai Duta Orangtua Hebat Nasional.
Pengukuhan ini dilakukan dalam acara “Menuju Taman Asuh Anak (Tamasya) dan Gerakan Ayah Teladan (GATE)” yang berlangsung di Auditorium Kemendukbangga/BKKBN pada Rabu (11/12/2024). Acara ini disiarkan secara virtual dan dihadiri oleh jajaran serta mitra terkait dari seluruh perwakilan BKKBN.
Selain mengukuhkan Duta Orang Tua Hebat Nasional, Menteri Wihaji juga memberikan penghargaan kepada Tim Pendamping Keluarga (TPK) Hebat Tahun 2024. TPK Desa Kedunglo, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, meraih prestasi gemilang sebagai terbaik di tingkat nasional dalam kategori analisis dan tata laksana kasus pembelajaran berbasis masalah pada Kelas TPK Hebat Seri IV.
Tiga anggota TPK yang menerima penghargaan langsung dari Menteri adalah Lilik Febriyanti, Amd Keb; Rika Nurmalia, SE; dan Siti Ratnawati, S.Pd. Rika Nurmalia menyatakan rasa syukurnya atas pencapaian ini dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan.
Acara ini juga mencakup pengaturan delapan kategori penerima penghargaan dari Menteri Wihaji, termasuk Kategori Desa/Kelurahan Bebas Stunting (De’Best) di 1000 HPK, Pendampingan BKB Holistik Integratif Unggulan, serta beberapa kategori lainnya.
Dengan inisiatif Tamasya dan Gerakan Ayah Teladan, diharapkan pengasuhan anak di Indonesia dapat semakin optimal, dan peran orang tua, baik ayah maupun ibu, dapat diperkuat untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.