Semiring, Situbondo – Masalah kesehatan menjadi perhatian pemerintah dari tingkat pusat hingga desa. Selain stunting, isu kesehatan ibu dan anak, akses air bersih, serta sanitasi turut dibahas dalam kegiatan Rumah Desa Sehat (RDS) yang digelar oleh Pemerintah Desa Semiring, Kecamatan Mangaran, Kamis pagi (13/07/2023).
Hadir dalam acara tersebut, Kasi Ekbang Betty Sugiarni, S.Sos, Kasi Kesra Ilfi Silfiyah, S.Sos, Bidan Desa Rindi Jamila, Amd.Keb, KPM Stunting Desa, Babinsa Serma A. Hidayat, Bhabinkamtibmas Bripka Suhefri, serta perwakilan kader posyandu. Acara ini juga difasilitasi oleh TPP Wilayah Kecamatan Mangaran.
Kepala Desa Semiring, Matharis Subiyanto, mengimbau masyarakat untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan kesadaran pribadi agar setiap anggota keluarga mampu menjaga kesehatan diri dan berperan aktif dalam menjaga kesehatan di lingkungannya.
“Biasakan pola hidup sehat, seperti tidak membuang sampah sembarangan, memastikan rumah memiliki ventilasi yang baik, dan menyediakan akses sanitasi serta air bersih sebagai langkah pencegahan stunting,” kata Haris dalam sambutannya.
Haris juga meminta KPM Stunting untuk memaksimalkan perannya dalam pemantauan dan evaluasi layanan demi menurunkan angka stunting di desa. “KPM wajib memahami kondisi stunting di Semiring, termasuk ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan yang belum memiliki akses jamban. Catat by name by address untuk dianggarkan dalam APB Desa tahun depan,” tambahnya.
Kepala desa juga membuka ruang bagi masyarakat untuk mengusulkan program terkait stunting, menegaskan bahwa pemerintah desa akan berupaya memenuhi kebutuhan tersebut selama anggaran memungkinkan. “Sampaikan semua kebutuhan stunting di forum ini, kami akan berupaya memenuhinya sesuai kemampuan keuangan desa. Jika tidak cukup tahun ini, akan dianggarkan tahun depan,” jelas Haris.
Bidan Desa Rindi Jamila, Amd.Keb, juga berharap peran aktif dari semua pihak di desa, baik pemangku kebijakan maupun masyarakat. Menurutnya, upaya penurunan stunting tidak bisa dilakukan hanya oleh tenaga kesehatan.
“Angka stunting di Desa Semiring mencapai 14 anak, yang membutuhkan penanganan serius dari kami dan masyarakat,” ujar Rindi.
Rindi juga menyampaikan pentingnya pencegahan agar angka stunting terus menurun hingga mencapai nol. Ia mengungkapkan adanya kasus ibu hamil yang baru memeriksakan kehamilannya di usia lima bulan dan enggan menghadiri posyandu serta memeriksakan diri ke tenaga kesehatan.
“Terkait kasus ini, sudah beberapa kali kami datangi ke rumahnya namun tidak pernah berhasil ditemui. Kami berharap bantuan Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk mendampingi saat kunjungan agar bisa memastikan kondisi kesehatan ibu hamil tersebut,” ujar Rindi.
Serma A. Hidayat, Babinsa desa, menyatakan kesiapannya mendukung pencegahan dan penanganan stunting. “Kirimkan kepada saya nama-nama yang tidak aktif ke posyandu tiga hari sebelum jadwal posyandu. Saya punya strategi untuk menangani mereka sebelum bersama kader,” tegasnya.
Dalam forum RDS ini, berbagai rekomendasi disusun untuk pencegahan dan penanganan stunting di Desa Semiring, termasuk pengadaan APE Posyandu, length board, tadiometer, program jambanisasi, taman pemulihan gizi, penyuluhan bagi ibu hamil, dan pelatihan kader posyandu.
“Pelatihan ini juga bisa menjadi refreshing bagi kader, misalnya dengan study banding,” usul salah satu kader yang hadir.