Tanjung Glugur, Situbondo – Berawal dari keprihatinan terhadap menurunnya minat baca anak usia dini akibat pesatnya perkembangan teknologi yang cenderung mengalihkan perhatian mereka, saat ini banyak anak lebih memilih bermain dengan gadget daripada membaca buku. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri dalam upaya meningkatkan minat baca anak sejak dini, yang merupakan fondasi penting dalam membangun wawasan dan pengetahuan mereka di masa depan.
Seorang pemuda dari Desa Tanjung Glugur, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo, tergerak untuk mencari solusi dengan mendirikan “Lumbung Baca.” Inisiatif ini bertujuan untuk menyediakan ruang baca yang ramah dan menarik bagi anak-anak usia dini, sehingga mereka dapat menemukan kembali kesenangan dalam membaca. Melalui “Lumbung Baca,” diharapkan anak-anak bisa memperoleh wawasan baru dan memperkaya pengetahuan mereka dalam suasana yang menyenangkan dan mendidik.
Proses terbentuknya “Lumbung Baca” melibatkan berbagai langkah, mulai dari pemanfaatan lahan kosong yang sebelumnya tidak produktif, penyediaan sarana dan prasarana untuk tempat membaca, hingga penggalangan buku dari masyarakat setempat maupun luar desa. Usaha ini didukung oleh partisipasi masyarakat dan donasi, menunjukkan bahwa dengan semangat gotong-royong, peningkatan sumber daya manusia dan minat baca dapat tercapai, khususnya untuk anak-anak usia dini.
Latar belakang dari kegiatan ini meliputi:
- Kurangnya minat dan keinginan anak-anak untuk membaca sejak dini.
- Pemanfaatan tanah kosong yang sebelumnya kurang bermanfaat.
- Memberikan motivasi awal kepada anak-anak untuk meningkatkan pengetahuan.
- Pesatnya pengaruh teknologi modern yang mengalihkan perhatian anak dari buku.
Kegiatan inovasi ini bertujuan menumbuhkan minat baca sejak usia dini demi peningkatan wawasan dan pengetahuan anak-anak.
Proses awal terbentuknya kelompok pemuda di Desa Tanjung Glugur, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur ini mencakup:
- Memanfaatkan tanah pekarangan yang sebelumnya kurang produktif.
- Menyediakan sarana dan prasarana untuk tempat membaca.
- Mengajak masyarakat, khususnya anak-anak usia dini, untuk membaca.
- Menggalang sumbangan buku dari masyarakat, baik dari lingkup desa maupun luar desa, yang masih layak dibaca.
Pembelajaran yang dapat diambil dari inovasi berbasis swadaya masyarakat dan donasi buku ini adalah bahwa peningkatan sumber daya manusia (SDM) dapat dimulai dengan mendorong minat baca, khususnya pada anak usia dini. Selain itu, diperlukan upaya kolaboratif antara Pemerintah Desa dan semua lapisan masyarakat untuk terus meningkatkan inovasi berbasis sumber daya desa ini.