Mahasiswa KKN dan Kelompok Disabilitas Desa Curah Jeru Kolaborasi Ciptakan Kerupuk Lele Berkualitas

Redaksi
Mahasiswa KKN Kelompok 212 UMD UNEJ bersama Kelompok Disabilitas Desa setelah acara pelatihan Kerupuk Lele
Mahasiswa KKN Kelompok 212 UMD UNEJ bersama Kelompok Disabilitas Desa setelah acara pelatihan Kerupuk Lele

Curah Jeru, Situbondo – Pada Senin, 28 Juli 2024, mahasiswa KKN Kelompok 212 Universitas Jember (UNEJ) berkolaborasi dengan Kelompok Disabilitas Desa (KDD) Curah Jeru untuk menciptakan produk kerupuk lele. Program ini, yang memasuki minggu ketiga KKN, bertujuan meningkatkan ekonomi lokal melalui pemanfaatan potensi desa. Ikan lele, yang menjadi hasil unggulan Desa Curah Jeru, dipilih sebagai bahan baku utama berkat kandungan gizi yang tinggi, termasuk protein, vitamin, dan mineral penting untuk kesehatan.

Ikan lele merupakan sumber protein berkualitas tinggi dengan kadar protein sekitar 17,7% hingga 26,7%, serta lemak rendah yang berkisar antara 0,95% hingga 11,5%. Kandungan nutrisinya yang meliputi vitamin A, fosfor, vitamin B kompleks, kalsium, zat besi, dan asam amino esensial menjadikan kerupuk lele sebagai produk bernutrisi tinggi dan berdaya saing di pasaran.

“Saya senang dengan adanya program ini, yang membantu menginovasikan produk dari KDD. Harapannya, produk ini dapat berkelanjutan dan terus berkembang,” ujar Mifta, Ketua KDD Curah Jeru.

Kegiatan dimulai dengan persiapan bahan utama, yaitu ikan lele, tepung, dan bumbu lainnya. Peralatan seperti pengukus, alat pemipih, dan penggorengan juga dipastikan siap digunakan. Alat pemipih yang digunakan merupakan kontribusi dari Dwi, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Curah Jeru, yang sengaja merakitnya untuk membantu proses pembuatan kerupuk.

“Alat ini saya buat untuk membantu adik-adik KKN melaksanakan program kerja, sehingga hasil akhirnya sesuai dengan bentuk yang diinginkan,” ungkap Dwi.

Hari pertama produksi dimulai dengan membuat adonan kerupuk lele. Prosesnya meliputi membersihkan ikan lele, mengukusnya untuk menghilangkan bau amis, kemudian mencampurnya dengan bahan-bahan sesuai takaran. Setelah adonan tercampur rata, adonan dimasukkan ke dalam plastik dan dikukus hingga matang, lalu dipotong dan dipipihkan menjadi lembaran tipis berbentuk bulat sempurna.

Hari kedua hingga keempat difokuskan untuk pengeringan kerupuk di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering. Proses ini penting untuk mencapai tekstur yang renyah saat digoreng. Semakin lama proses penjemuran, semakin bagus kualitas kerupuk karena akan mengembang dengan sempurna saat digoreng.

Pada hari kelima, kerupuk lele yang sudah kering digoreng hingga mengembang dan berwarna keemasan. Proses ini dilakukan dengan hati-hati untuk menghasilkan kerupuk berkualitas tinggi.

Melalui program pembuatan kerupuk lele ini, diharapkan ekonomi masyarakat Desa Curah Jeru, khususnya kelompok disabilitas, dapat terdongkrak. Kerupuk lele yang dihasilkan tidak hanya memiliki nilai ekonomis, tetapi juga kaya nutrisi. Inovasi ini diharapkan dapat berlanjut dan memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama kelompok disabilitas di Desa Curah Jeru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *